Mereka saling berhadapan, nyaris sulit untuk dipertemukan. Komunikasi kedua kelompok besar itu kembali ke potensi anak-anak, susah menerima kebenaran, sulit mencerna nasehat.
Ini satu ironi besar. Sementara yang hendak mereka capai itu hanya satu, yakni Indonesia sebagaimana diamanatkan sila kelima. Terminal terakhir sama, sementara dalam menuju ke arah itu prosenya dilalui dengan cara-cara tidak bersahabat, sekaligus tidak bermartabat
Presiden Soeharto, saat berkuasa pernah menyatakan, di Indonesia tidak dikenal istilah oposisi. Ini sebuah isyarat, bahwa dalam nengelola negara demokrasi, secara substantif tidak perlu diwarnai dengan rasa permusuhan.