JAKARTA – Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi melalui Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa berpartisipasi mendukung Forum on Southest Asia Ministries of Culture on Underwater Heritage, Safeguarding and Reviving The Shared Maritime Cultural Heritage of Southeast Asia. Acara ini diselenggarakan atas kerjasama UNESCO Jakarta, Kemenko Bidang Kemaritiman, ASEAN Secretariat, dan Museum Maritim Indonesia Pelindo II.
Staf Ahli Bidang Sosio – Antropologi, Tukul Rameyo Adi, dalam penjelasannya mengatakan “Acara ini pada awalnya digagas oleh UNESCO kantor jakarta, diharapkan dari forum ini munculnya berbagai fakta, evidence dan pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi dan mungkin solusi pengelolaan bmkt, kapal karam (Shipwreck), museum, dan Cagar Budaya bawah air berdasarkan pengalaman negara-negara ASEAN. Bila perlu memberikan berbagai masukan untuk Konvensi supaya bisa diterima dan diimplementasikan di ASEAN, khususnya di Indonesia,” jelas Staf Ahli Rameyo di Museum Maritim, Tanjung Priok, Selasa (05/11).
“Dalam perjalanan prosesnya, bahwa penyelenggaraan forum ini bisa kita manfaatkan untuk mendukung tugas kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi dalam mengelola BMKT (Benda berharga Muatan Kapal Tenggelam) yang ditangani oleh Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa, dimana salah satu targetnya adalah menyusun kebijakan terpadu pengelolaan BMKT nasional. Ibaratnya, Indonesia adalah ibu kota BMKT. Beberapa peneliti percaya di perkirakan ada sekitar 3000 titik lokasi-lokasi BMKT di perairan Indonesia. Sudah tentu belum semua menjadi cagar budaya bawah air. Ini perlu pengelolaan yang berkelanjutan karena kalau tidak, maka akan berpotensi maraknya penjarahan,” kata Staf Ahli Rameyo.