“Berdasarkan kajian atas apa yang terjadi di tingkat global, kejadian karhutla yang terjadi di berbagai negara karena adanya situasi abnormal, dan wilayah Asia Tenggara mengalami situasi yang paling buruk,” kata Wamen Alue saat menutup penyelenggaraan Paviliun Indonesia, Kamis (12/12/2019).
Lebih lanjut Alue menjelaskan, meski Asia Tenggara menghadapi situasi abnormal terburuk, namun karhutla yang terjadi di Indonesia berhasil dikendalikan. Terbukti, kejadian karhutla tahun 2019 masih lebih rendah dibandingkan kejadian yang terjadi pada tahun 2015.
“Meski demikian, kita semakin memahami bahwa dampak karhutla pada masyarakat dan alam butuh respons yang lebih cepat. Kita juga butuh sistem mobilisasi sumber daya yang dimiliki pemerintah, pelaku usaha dan organisasi masyarakat untuk aksi pengendalian karhutla dan memitigasi dampaknya,” kata Alue.