Kemudian Rasa Persatuan pun hilang. Tidak banyak tetangga yang mau bergantian menggotong peti jenazah. Pun pula kebiasaan permusyawaratan ikut luntur. Hampir tak ada tokoh yang berani mempelopori rembuk warga.
Sedikit sekali tetangga yang solider duduk bersama saat belangsung peringatan menigahari, menujuhhari dan yang lain.
Lengkap sudah cuci otak itu berhasil menyingkirkan Lima Rasa yang ada di hati setiap Manusia Indonesia. Ini ancaman yang serius, tetapi tidak ada yang mencoba menghalanginya. (Bambang Wahyu Widayadi)