Berawal dari sana, jadilah nama Padukuhan Kalangan di Kecamatan Karangmojo. Ki Wayang saat itu sulit untuk ditaklukan. Tiga bagian tubuhnya dipisah dan membuatnya tersungkur tak berdaya lagi.
Akhirnya, Tumenggung Wayang wafat. Dengan peperangan tersebut, maka pertumpahan darah pun tejadi. Daerah itu kemudian disebut Blarangan, dari kata Mblarah Getih Blarah.
Setelah Ki Wayang wafat, Ki Sesuco Ludiro yang masih bertahan hidup kemudian mengajarkan cocok tanam dan menjadikan daerah subur makmur. Setelah sekian lama, Ki Seco akhirnya wafat dan dikebumikan di Blarangan.