“Anak saya dulu pendiam dan tertutup. Sekarang dia lebih kreatif dan sopan kepada orang tua. Semoga program ini terus berlanjut dengan pembelajaran yang semakin berkualitas,” ungkap Wahida.
Shelter ini juga telah menjadi ruang aman dan pemberdayaan bagi 221 perempuan, yang sebagian besar adalah penyintas kekerasan. Para perempuan tersebut tidak hanya mendapatkan layanan pemulihan, tetapi juga pelatihan dan edukasi untuk bangkit secara sosial dan ekonomi.
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fanda Chrismianto, menyampaikan bahwa pencapaian Puanmakari tidak hanya sekadar angka, melainkan bukti komitmen kuat dalam membangun keberlanjutan sosial.