“Kita semua dapat memulai hidup damai dan penuh kebahagiaan di dunia ini dengan cara menerapkan jiwa gotong royong,” ungkap Jaelani.
Sambung dia, jiwa manusia harus dirawat untuk saling bekerjasama dan menghormati sehingga laku hidup sarat dengan kedamaian.
Dia menjelaskan, hal yang sangat inspiratif, bahwa masyarakat desa Sawentar berani melakukan reinterpretasi secara kreatif terhadap tradisi dan budaya yang ada. Misalnya, kebiasaan dan tafsir yang semula dipercaya bahwa kendaraan mobil yang digunakan untuk mengangkut mayat atau orang yang meninggal dapat menimbulkan kerugian atau balak.