Pengalaman sepuluh tahun dia berjualan oleh-oleh, baru tahun 2019 terjadi penurunan drastis. Sebelumnya di hari biasa, tokonya kelarisan sekitar 40 dus bakpia, 110 dus loempia, juga wingko babat, dan getuk.
“Dulu saya bisa agak nyaman. Dagangan laku banyak. Sekarang berbeda. Sepi sejak pantura tidak lagi berfungsi sebagai jalan utama,” tutur Rudi.
Bahkan dia mengaku bahwa telah merumahkan dua orang karyawan. Sementara itu dia berusaha bertahan. Rudi yakin bahwa suatu saat akan ada jalan lain, yang bisa membuka pintu rezeki. (Ifa)