Seyogyanya Presiden tidak pula memilih seseorang pensiunan jaksa yang kemudian aktif atau menjadi kader parpol tertentu untuk diangkat sebagai Jaksa Agung.
Malah tidak juga memilih seseorang jaksa yang ada hubungan kekerabatan dekat ataupun jauh dengan seseorang yang pernah jadi petinggi kejaksaan.
Sependek yang saya ketahui masih ada jaksa-jaksa yang baik dan relatif bersih yang “fit and proper” untuk diangkat jadi Jaksa Agung, baik yang berdinas di jajaran kejaksaan maupun yang sedang memangku jabatan tertentu di instansi atau institusi lain di luar kejaksaan.
Tidak etis kalau saya menyebut nama tertentu atau beberapa nama tertentu yang dimaksud “fit and proper” untuk jadi Jaksa Agung itu. Walaupun saya sudah punya nama-nama tertentu itu.
Sebagai presiden petahana sekaligus Presiden Terpilih, beliau tentu punya banyak mata dan banyak telinga. Dengan demikian semoga saja beliau tidak keliru dalam memilih seseorang untuk diangkat sebagai Jaksa Agung.
