“Ironisnya, para elite politik yang mengaku kaum nasionalis justru terlihat sedang sibuk melakukan lobi-lobi kursi kekuasaan. Padahal, kita sama-sama tahu bahwa Presiden yang mempunyai hak prerogatif untuk menentukan para pembantunya,” jelasnya.
Jadi, akan jauh lebih baik kaum elite yang mengaku nasionalis seharusnya berjibaku menghadapi rongrongan gerombolan intoleransi dan gerombolan radikalisme yang mau merubah ideologi NKRI.
“Dengan usia Indonesia yang beberapa saat lagi mencapai 74 tahun, mari kita pastikan NKRI tidak diambil alih seperti di Suriah,” pungkas Haidar Alwi. (edw)