Mahasiswa di Makasar, Bandung, Mataram dan yang paling memicu adalah di Pakanbaru. Terakhir di Jakarta, mahasiswa Bandung dan Jakarta mendemo DPR/MPR. Permainan hukum untuk kepentingan politik terendus dan membangkitkan gerakan mahasiswa. Meninju reformasi yang terkorupsi dan Jokowi yang tak peduli bahkan “mesam mesem” melakukan intervensi. Di urusan legislasi aturan korupsi.
Ketika pimpinan perguruan tinggi mulai memprotes tindakan kriminal “pembunuhan KPK” oleh Pemerintah bersama DPR maka pintu gerbang kampus pun dibuka. Mahasiswa berlarian bergerak cepat. Mereka muda dan semangat dengan moralitas tinggi. Tidak seperti komunitas lain yang mudah dipecah dan dibuat konflik horizontal. Mahasiswa bergerak dengan satu kepentingan yang sama. Aparat yang biasa bermain, kini bisa berhadapan.
Jatuh korban justru membangun solidaritas dan gelombang perlawanan. Perubahan sosial dan politik diawali oleh gerakan dan gebrakan para mahasiswa.
Sebelumnya ada monumen gerakan 212 yang menyimpan potensi tsunami susulan. Andai Pemerintah nekad dengan misi anti demokrasi atau menutupi korupsi dan terus lanjut berkolaborasi dengan asing aseng demi investasi dan hutang luar negeri, maka gerakan perubahan rakyat sulit untuk dibendung. Citra pemerintah sedang buruk dan terus memburuk.