Klinik satu-satunya di Kapanewon Patuk demikian penyebutan kecamatan kala itu, dihuni ratusan penderita HO. Gunungkidul dalam posisi “tlutur” (berduka).
“Esuk lara, sore mati, sore lara esuk tumekèng pejah,” ujar Djojo Sudarmo mengutip cerita jagat pakeliran, kala dia masih menjabat lurah.
Tujuhpuluh (70) tahun kemudian (2020), Gunungkidul, Indonesia, bahkan dunia, diguncang pagebluk (ketakutan) karena pandemi Covid-19.