Rakyat masih menaruh kepercayaan, para pemimpin bersedia membersihkan hati, kemudian berdo’a untuk bangsa, negara dan rakyatnya.
Bukan malah kenes dan gemes di depan Penguasa Corona yaitu Allah Ta’ala, dengan mencecar para pembantu yang dianggap bekerja tidak maksimal.
Tiba-tiba kesadaran pucuk pimpinan negara berubah. Dia menyerukan, agar masyarakat berdamai dengan Corona, tidak memusuhinya.