“Tahun 1997 ada bom Bali itu masih tidak berdapak tapi wabah Corona tahun ini dampaknya sungguh luar biasa. Kelompok saya sekitar 12 sampai 15 kelompok berhenti sampai Bulan Juni ini belum ada pesanan sama sekali. Jadi sudah tiga bulan ini berhenti sama sekali,” ungkapnya.
Kurang lebih 3 hingga 4 bulan, dirinya tak pernah lagi menerima pesanan. Selain barang yang ia produksi terdampak langsung pandemi diperparah dengan bekal pemasaran yang cukup minim.
“Awal April 2020 sebetulnya masih ada pesanan tapi langsung distop”, jelas Suyari saat ditemui di rumahnya Senin (15/06).