Syahbudin, yang merupakan pensiunan TNI tersebut melanjutkan, ada sekitar 20 an masyarakat yang telah menyerahkan tanah untuk pembangunan jalan menuju stadion, yang pada November 2020 mendatang akan dijadikan lokasi penyelenggaraan MTQ tingkat nasional dan akan dihadiri kafilah dari seluruh provinsi di Indonesia.
“Kami merasa terzholimi, semenjak tahun 2004 rencana pembangunan stadion ini. Kami telah menyerahkan tanah garapan kepada pemerintah dengan syarat adanya penggantian tanah untuk menerbitkan sertifikat tapi sampai sekarang tak pernah terealisasi,” ujar Syahbudin.
Seperti diketahui, lebar tanah masyarakat yang dipakai untuk jalan mencapai lebar 40 meter dan panjangnya lebih satu kilometer. Semua mereka ikhlaskan dengan berpegang pada janji bupati membuatkan sertifikat tanda kepemilikan lahan mereka. Namun janji tersebut sudah bertahun-tahun tak kunjung terealisasi.