Lebih detail Ngadiman menjelaskan, air tersebut diambil dari 7 sumber dari petilasan Walisongo. Air tersebut diambil dalam satu waktu yang kemudian diawetkan. Ditambah dengan berbagai air suci dari berbagai sumber mata air di Kabupaten Gunungkidul yang tak pernah kering meskipun musim kemarau.
“Semoga bisa terus dilestarikan, bahkan kelak kaum muda juga harus ikut aktif andil dalam merawat, menjaga serta melaksanakan tradisi yang dimiliki daerah,” jelasnya.
Disamping itu Ngadiman menyatakan, meski pandemi acara tetap dilaksanakan walaupun secara sederhana. Selain itu, berbagai pertunjukan seni yang sebelumnya rutin dilaksanakan saat ini ditiadakan dan diganti dengan santunan kepada anak yatim piatu dan duafa.