Lanjut Rafik, dalam perihal menangani kinerja di internal Pertamina, Ahok bisa melakukan komunikasi dan pendekatan secara personal dan humanis. Kata dia, manusia itu punya perasaan, jadi kalau disentuh secara personal pasti akan ada kesadaran.
“Ahok lupa bangsa Indonesia itu adat budaya nusantara itu sangat halus dan santun, serta beradab dalam berdialektika dan komunikasi. Berbeda dengan bangsa asing lain mengedepankan akal dan logika,” katanya.
Tambahnya, Ahok sendiri punya kesalahan-kesalahan masa lalu, jadi jangan merasa baik juga. Dalam sikap politik saja tidak konsisten berpindah-pidah partai.
“Mulai dari PPIB, terus ke Partai Golkar, selanjutnya loncat lagi ke Partai Gerindra dan sekarang PDI Perjuangan,” ungkap Rafik.