Diketahui, semenjak kemarau datang sumber air bersih di tempat tersebut menjadi kering, hingga warga kesusahan untuk mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari – hari. Kondisi tersebut diperparah dengan tidak meratanya pipanisasi dari PDAM.
“Belum lagi di tengah masa pandemi seperti ini, harga air bersih di tempat kami berkisar antara Rp 130 ribu hingga Rp 150 ribu rupiah untuk satu tangki kapasitas 5000 liter, itupun hanya mampu digunakan warga selama tiga hingga satu minggu,” kata salah seorang warga Padukuhan Gimeng, Suparmi Kamis (08/10/2020) pagi.
Warga pun tak memiliki opsi lain selain mengandalkan bantuan dari pemerintah ataupun pihak swasta selama musim kemarau tiba.