Wardaya mengaku, bahwa untuk tenaga kerja pihaknya telah melibatkan sekitar 90% masyarakat. Namun demikian, untuk alasan teknis, proyek tersebut tidak dapat 100% mengambil tenaga kerja lokal.
“Yang kedua kita harus antisipasi, kalua di desa itu kan ada layat, ada ewuh (hajatan=RED) dan lain-lain, sehingga nanti kan berhenti semua. Jadi yang 10% ini memang tenaga teknis tertentu,” jelas Wardaya saat ditemui di ruang kerjanya, Jum’at (10/10).
Berbeda dengan Wardaya, sebelumnya Fahri, salah satu pengawas pekerja mengatakan, bahwa tenaga kerja saat ini mengambil dari Tepus sebanyak 10 orang, dari total 30 orang yang dipekerjakan.