Puisi prosaik Neno mengalir, dia bilang di bait ke 8, “Harusnya kita saling merekat, wahai para pejuang fii sabilillah di jalannya, ayo munjat, ayo rekatkan umat, jadikan barisan-barisanmu kuat dan saling rekat, rekatkan Indonesiamu, rekatkan jiwa-jiwamu, rekatkan langkah dan tindakanmu”.
Keindonesiaan (nasionalime) Neno sedemikian kental, giliran sampai bait ke 9, dia menengadah, ”Ya Allah berjuta tangan para pejuang agamamu ini mengepalkan tinju mereka, berseru-seru mereka, mederu-deru mereka di setiap jengkal udara, hingga terlahir takbir kemenangan”.
Pada bait ke 10, Neno Warisman kembali bicara dengan sesama, bernada menawarkan harapan besar,” Kemenangan di ujung lelah, menggema. Takbir bersahut-sahutan. Berjuta sajadah akan kita hamparkan sebentar lagi kawan, berjuta kepala, menangis bersujud, bersyukur, basah air mata dalam bahagia kemenangan, sebentar lagi tiba”.