Warna musik instan, mudah dicerna, dan terkadang menyakiti diri sendiri lebih banyak disuka oleh pemuja kita. Andai ia tahu bahwa siapa tahu bukanlah cara-cara jitu untuk membalikkan nama besarnya, saya lebih suka jika penyanyi dan pengarang lagu kita ini lebih tenang, menghabiskan sisa masa tahanan, dan berujar yang positif-positif saja.
Tak perlu lagi mencari nama besar sebab ia sudah menyandangnya. Ia tinggal meneruskan kekuatan yang ada, merangkul para loyalis, dan kembali menjadi yang terbaik di negeri ini.
‘Siapa tahu’ lagu-lagunya masih dicintai rakyat, dan ia bisa kembali duduk di jabatan politis yang diinginkan, tanpa mengujarkan kebencian atau ketidaksukaan terhadap siapa pun. Siapa tahu bisa gitu.
Hascaryo Pramudibyanto
Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FHISIP Universitas Terbuka
