Pandangan KSSK tersebut berdasarkan pemantauan terhadap perkembangan perekonomian, moneter, fiskal, pasar keuangan, lembaga jasa keuangan, dan penjaminan simpanan.
Bank Indonesia juga merespon perkembangan ekonomi global dengan menempuh kebijakan moneter yang akomodatif yakni menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 50 bps serta suku bunga BI7DRR sebesar 25 bps, sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi dan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Didukung dengan penyempurnaan kebijakan SKNBI yang menurunkan biaya administrasi dari Rp5.000 menjadi Rp3.500 serta menambah waktu setelmen menjadi 9 kali sehari dengan jumlah transaksi maksimum Rp1M diharapkan dapat menggerakkan perekonomian nasional. (uday)