Pawarja berdiri atas keprihatinan mengenai kerukunan antara suku yang ada di Kota Tangsel yang masih kurang, untuk itu melalui paguyuban ini, kedamaian perlu dijaga agar semua merasa aman dan damai.
“Siapapun Orang Jawa yang ada di Tangsel, mari kita selalu guyub rukun dan ikut berperan serta membangun Tangerang Selatan,” ucapnya.
Sementara itu, ketua pelaksanaan pagelaran seni budaya dan wayang kulit dalam memeriahkan HUT Kota Tangsel ke -11, Tri Susanto menyampaikan, konsep pagelaran wayang kulit ini adalah unsur Jawa milenial tanpa meninggalkan visi Pawarja yaitu Guyub Rukun Urip Urup Nguripi, dimana warga dapat berperan aktif di dalamnya. (pur)